[Review] Holy Mother: Ketika Cerita Kriminal Dikemas Dengan Begitu Semprul

novel-terbaru-akiyoshi-rikako-holy-mother

Judul: Holy Mother

Penulis: Akiyoshi Rikako

Penerjemah: Andry Setiawan

Penerbit: Haru

Tahun Terbit: Agustus 2016 (Cetakan I)

Rate: 4.5/5


“Honami sekarang berumur 46 tahun. Kaoru yang berumur 3 tahun ini lahir saat dia berumur 43 tahun. Wanita itu sama sekali tidak mengira ia bisa memeluk Kaoru di umurnya tersebut” – Holy Mother. hlm 6

Sinopsis

Terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang anak laki-laki di kota tempat Honami tinggal. Korban bahkan diperkosa setelah dibunuh. Berita itu membuat Honami mengkhawatirkan keselamatan putri satu-satunya yang dia miliki. Pihak Kepolisian bahkan tidak bisa dia percayai.

Apa yang akan dia lakukan untuk melindungi putri tunggalnya itu?

Spoiler Alert!

Pada suatu pagi, kota kecil bernama Aiide dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat anak laki-laki berusia 4 tahun yang bernama Yukio. Ia ditemukan tergeletak di tepi sungai dengan kondisi telanjang serta alat vital yang telah dipotong.

Selain itu, yang membuat pihak kepolisian kesulitan adalah kondisi mayat yang sangat bersih karena telah dimandikan dengan cairan peroksida/pemutih oleh pelaku, sehingga menghilangkan jejak darah, DNA, serta bukti lainnya yang dapat memudahkan polisi melacak pembunuhnya. Setelah melalui proses autopsi, ternyata ditemukan bekas tindak pemerkosaan pada mayat sehingga memuculkan dugaan bahwa pelaku adalah seorang pengidap kelainan seksual.

“Seorang ibu yang melindungi anaknya akan mengerahkan seluruh kekuatannya” – Holy Mother. hlm 18

Di lain sisi, hiduplah Honami, seorang Ibu berusia 46 tahun yang memiliki satu orang putri kesayangan, ia tinggal di Aiide bersama Kaoru yang masih berada pada jenjang kelompok bermain (play group). Kehidupannya yang semula aman dan tenteram akhirnya berubah setelah munculnya kabar tentang kematian tragis Yukio. Kejadian menjadi semakin mencekam ketika ditemukan sesosok mayat laki-laki dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan Yukio, korban pembunuhan kedua. Kota Aiide pun diliputi ketakutan. Lantas siapa pembunuh sadis tersebut? Dan apa motifnya?

Holy Mother merupakan novel J-lit ( The Japanese literature) yang mengusung genre crime-thriller. Sejak awal cerita pembaca sudah disuguhi dengan misteri pembunuhan sadis, sehingga memunculkan dugaan bahwa pelakunya adalah seorang pengidap kelainan seksual. Namun jangan terburu-buru. Meskipun pelaku pembunuhan sudah diungkap pada 1/3 buku, namun misteri tidak berhenti sampai di situ. Motif sebenarnya dari si pelaku terus disembunyikan penulis hingga bagian akhir cerita. Nah, kebolehan penulis dalam menjaga misteri dan ketegangan ini patut diapresiasi.

Lantas kenapa aku menyebut “semprul” pada buku ini?

Tentunya semprul yang aku maksud di sini adalah dalam pengertian yang positif, atau sebut saja keren banget. Justru aku berani menyebutnya semprul kuadrat. Yang membuat semprulnya jadi pangkat dua adalah karena twist-nya yang, amboy, tak terkira. Setelah selesai membaca, aku baru sadar kalau sejak awal pembaca telah dimanipulasi oleh penulis, tanpa disadari hal ini terus berlangsung sampai bagian akhir cerita, hingga “boom” pembaca dibuat tercengang. Padahal sebelum membacanya, aku sudah bersiap diri untuk teliti dan memperhatikan detil cerita, tapi ternyata aku masih dapat terkecoh.

“Bagi seorang Ibu, anak adalah satu kesatuan, satu tubuh dan satu jiwa dengannya” – Holy Mother. hlm 53

Selain itu, deskripsi penulis mengenai profil dan latar belakang pembunuh serta adegan pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku juga diutarakan dengan begitu rapi. Saking rapinya, tanpa disadari, persepsi pembaca dari awal akan profil dan latar belakang pembunuh sudah digiring oleh penulis melalui penjabaran karakter yang maskulin, sehingga pembaca akan berpikir bahwa pelaku adalah laki-laki, namun hal ini dipatahkan pada bagian akhir cerita yang secara perlahan mulai diungkap. Sehingga menjadi jelas motif pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku.

Nah, kepiawan penulis dalam menyembunyikan detil-detil kecil seperti inilah yang membuat pembaca seakan ditipu, dan tidak dapat menduga jalan ceritanya. Sialan. Setelah aku coba untuk menelaah, ternyata aku sudah terkecoh pada bagian yang sangat simple, di halaman 6 pula, dan karena sudah masuk jaring jebakan penulis sejak awal cerita ya mau dikata apa, aku tidak bisa lepas lagi hingga akhir cerita dan tanpa sadar terus terlarut dalam ceritanya.

Pada intinya buku ini berkisah tentang sosok Ibu yang akan melakukan APA SAJA untuk MELINDUNGI ANAKNYA dari bahaya. Dan hal ini banyak diungkit oleh penulis, terutama terkait bagaimana kegigihan Honami dalam melindungi dan menjaga anaknya sendiri, bahkan sejak masih dalam janin. So far ini adalah buku dengan genre crime/thriller yang aku sukai, ceritanya tidak terlalu berbelit-belit dan porsinya juga pas, dengan hanya 200-an halaman tapi sudah mampu menampung keseluruhan misteri dan ketegangan cerita.

Namun satu kekurangan fatal dari edisi buku yang aku dapat, adalah hilangnya halaman indentitas copyright buku hingga halaman ke-3, meskipun kesalahan pada pencetakan ini tidak berpengaruh pada isi cerita, namun tetap saja harus menjadi perhatian penerbit agar tetap dapat menjaga kualitasnya.

Nb: Cover buku ini menurutku juga turut memperkuat nuansa misteri yang ada di dalamnya, serta ditunjang dengan terjemahan yang baik. That’s really good.

“Apa kau bisa memaafkan dirimu sendiri kalau terjadi sesuatu kepada anakmu?” – Holy Mother. hlm 271

Leave a comment