Kembali (?)

Tahun 2018, tepatnya di bulan Juni, adalah kali terakhir aku menulis di blog ini. Saat itu aku menulis terakhir kalinya untuk menuangkan keresahan yang cukup mengusik kepala ku. Dan sekarang 4 tahun berselang, di tahun 2022 ini entah apa yang kupikirkan, aku malah merasa ingin kembali lagi menuliskan sesuatu di sini. Meski belum tahu ingin menulis tentang apa, yang jelas aku tidak lagi tertarik untuk menulis hal-hal yang berkaitan dengan ulasan novel atau film seperti tulisanku sebelumnya. Ya, sederhana saja, karena itu sangat merepotkan dan menyita banyak waktu dan bahkan menurutku menulis sebuah ulasan melalui media blog sudah tidak menarik lagi, terlebih di zaman yang sudah serba audio-visual seperti sekarang ini, membaca ulasan melalui sebuah blog tentu sudah bukan masanya lagi, sekarang ada begitu banyak ulasan yang bisa di post melalui instagram atau youtube, bukan lagi di sebuah kanal blog. Kecuali, tulisan atau blog milikku ini memang sudah tenar sejak lama, maka mungkin saja akan lain lagi ceritanya.

4 tahun telah lewat, terasa cukup lama memang, dan bagi sebagian orang tentunya itu mungkin waktu yang cukup untuk menunaikan goals dalam hidup mereka. Tapi tidak bagiku, entah itu sudah berlalu 4 tahun atau tahun ke berapapun, hasilnya akan sama saja, tidak ada hal yang spesial bagiku selama ini. Meski dalam kurun 4 tahun sudah banyak hal yang terjadi pada dunia ini, tapi bagi diriku sendiri semua terasa biasa saja. Kesannya memang agak pesimistis, tapi ya begitulah, aku merasa biasa-biasa saja, seakan aku hanya sekadar menjalani hidup tanpa ingin ribet memikirkan ini dan itu. Jika menurut kalian kata-kata ku tadi terasa cringe, biarlah, saat ini aku cuma ingin menulis saja tanpa tujuan atau benang merah yang jelas. Tidak ada topik khusus yang terpikirkan di benakku, hanya mencoba untuk mengikuti keinginanku saja, yaitu menulis.

Benar. 4 tahun memang sudah berlalu, namun corona masih ada, bapakku yang tidak ada, dan justru aku yang tetap ada. Lucu bukan? Lantas, bagaimana jika aku membahas tentang corona saja, apa akan menarik? Entahlah, tapi malah aku yang sama sekali tidak tertarik. Bagiku corona seakan cuma menjadi secuil anomali di alam semesta ini, antara ada dan tiada. Atau bagaimana kalau aku membahas tentang kematian bapakku saja? Tapi sebenarnya tidak ada yang ingin aku utarakan sama sekali, karena aku merasa memang tidak dekat dengan dia. Walaupun aku sempat merasa kehilangan, tapi seterusnya sudah jadi terbiasa, hanya menyisakan sesal yang sedikit membekas saja. Tidak lebih. Tapi, memang seringkali ada ketakukan besar yang membekas padaku, rasa takut jika hidup/sifatku kelak malah jadi seperti bapakku, padahal hal itu sangat aku hindari karena aku masih beranggapan ada kegagalan-kegagalan beliau yang cukup jadi pukulan telak bagiku, dan aku tidak ingin kegagalan itu mengekor padaku juga.

Ah, tapi sudahlah, biarkan saja hal-hal itu, kita lihat bagaimana nantinya, toh tidak ada yang bisa menebak hari esok kan? Akan sia-sia saja jika aku terlalu sibuk memikirkannya, toh, selama ini aku masih baik-baik saja hidup dengan cara seperti ini, hidup tanpa ambisi yang pasti dan planning tertata, serta tanpa memikirkan kekhawatiran yang tidak jelas pula. Tentunya tidak akan terjadi masalah serius juga kan kalau aku hidup dengan santai begini? Yah, aku pun berharap demikian. Kadang aku bingung dengan orang-orang yang memiliki ambisi besar dalam hidup, kok bisa mereka menjalaninya, padahal bagiku itu sangat menyusahkan kalau sehari-harinya kita harus direpotkan dengan hal seperti itu.

Tapi terlepas akan hal itu, menurutku tidak akan ada pula orang yang bisa menjelaskannya, karena setiap orang memang punya pilihan untuk hidup dengan cara mereka masing-masing, sama halnya denganku. Selama itu masih bisa dijalani dengan baik, kenapa tidak, benar kan? Anyway, aku tidak tahu lagi ingin melanjutkan tulisan tentang apa, yang jelas aku hanya ingin kembali menulis lagi di blog ini setelah 4 tahun lamanya, dan itu kumulai saja dari sekarang, menulis tentang hal apapun yang ada di kepala dan menjadi keresahanku, sekurang-kurangnya aku bisa melatih kemampuan menulis dan berceritaku, siapa tahu nanti akan lebih enak lagi jika dibaca banyak orang, walaupun aku juga tidak tahu apakah keresahan atau isi kepalaku ini menarik bagi orang lain. Tapi satu hal yang pasti, ada kutipan yang masih aku ingat, begini: “Menulislah, karena nanti tulisanmu itu akan menjadi bukti bahwa kamu memang pernah ada”, begitu katanya.

Leave a comment